Rabu, 16 Juli 2014

Kota Bandung, Gemeente Bandoeng, Bandoengsche

EX UNDIS SOL
"Matahari Muncul di atas Gelombang"

 Kota Bandung adalah kota yang amat saya cintai, selain karna memang kota ini adalah tempat kelahiran saya, tempat saya dibesarkan, dan banyak sejarah dalam hidup saya yang terlahir di tempat ini, walaupun saya semakin risih dengan kondisinya, kenyamanannya yang semakin menurun, keamanannya, kebersihannya, nilai-nilai manusianya, apa masih ada kemewahan kota ini??--entah-- yang pasti saya sangat menyukainya. Terserah Saya|Ujar Obsy

 Gambar yang saya pajang diatas itu adalah gambar pemberian dari kerajaan Belanda, atau disebut juga Gemeente Bandoeng.

Dataran tinggi Bandung yang terkenal akan kesuburannya, sekarang terletak ± 725 Mtr di atas permukaan laut, dikepung gunungapi dan di sebelah barat terdapat bukit bukit batu gamping. Endapan batu gamping yang membentuk bukit - bukit kapur Padalarang adalah bukti, bahwa daerah tersebut pernah terbenam di dasar laut.

Ya konon memang bandung adalah lautan--entah danau purba/laut seperti yang dikatakan oleh Pak Haryoto Kunto penulis ‘Wajah Bandoeng Tempo Doeloe’ (1984)

Ceritanya panjang sekali, sebab kita harus kembali ke masa silam, 20 ‑ 15 juta tahun yang Ialu, tatkala dataran tinggi Bandung terletak di dasar lautan. Pada waktu itu, pulau Jawa sebelah Utara masih merupakan samudera. Hanya bagian Selatannya saja yang berujud tanah dataran dengan pesisirnya tak jauh di sebelah Selatan Pengalengan sekarang. Beberapa pulau volkanik terdapat di depan pantai itu.

 Sisa lapisan ‑ lapisan yang diendapkan 20 juta tahun yang Ialu, kini masih bisa disaksikan di daerah Purwakarta dan Subang. Batuan ‑ batuan Napal dan Gamping (karang) yang ditemukan mengandung fosil binatang laut Foraminifera, seperti Cyoloclypeus dan Lepidecyclina (Kusumadinata, 1959).

Pada jaman Holosen, 11 ribu tahun yang lalu, lahirlah Gunung Tangkubanparahu sebagai anak dari kaldera Gunung.Sunda, dan gunungapi itu menutupi bagian timur sisa gunungapi lama. Paling tidak gunung itu telah mengalami 3 kali erupsi besar yang mengeluarkan lava dan abu yang menimpa daerah sebelah utara Bandung.

Erupsi besar kedua dari Gunung Tangkubanparahu, yang menurut Cerita Rakyat (Legenda) adalah "perahu" yang tertelungkup ditendang Sangkuriang yang kesiangan, terjadi 6.000 tahun yang lalu.

Adapun muntahan dari erupsi besar kedua itu, tersebar di sebelah barat Ciumbuleuit (Bandung) dan sebagian lagi sempat menyumbat sungai Citarum yang mengalir di lembah Cimeta (utara Padalarang), sehingga terbentuklah "Danau Bandung". Sebuah danau yang sering juga disebut oleh manusia jaman baheula sebagai "Situ Hiang".

Kota Bandung tidak berdiri bersamaan dengan pembentukan Kabupaten Bandung. Kota itu dibangun dengan tenggang waktu sangat jauh setelah Kabupaten Bandung berdiri. Kabupaten Bandung dibentuk pada sekitar pertengahan abad ke-17 Masehi, dengan Bupati pertama tumenggung Wiraangunangun. Beliau memerintah Kabupaten bandung hingga tahun 1681

Sekitar akhir tahun 1808/awal tahun 1809, bupati beserta sejumlah rakyatnya pindah dari Krapyak mendekali lahan bakal ibukota baru. Mula-mula bupati tinggal di Cikalintu (daerah Cipaganti), kemudian pindah ke Balubur Hilir, selanjutnya pindah lagi ke Kampur Bogor (Kebon Kawung, pada lahan Gedung Pakuan sekarang).

Tidak diketahui secara pasti, berapa lama Kota Bandung dibangun. Atas prakarsa Bupati Bandung R. A. Wiranatakusumah II adalah pendiri (the founding father) kota Bandung. Kota Bandung diresmikan sebagai ibukota baru Kabupaten Bandung dengan surat keputusan tanggal 25 September 1810.

GEMAH RIPAH WIBAWA MUKTI
"tanah subur rakyat makmur"



Dari berbagai sumber.

Rabu, 09 Juli 2014

Komentar sih gampang, Berkarya yang susah!.

Saya tidak mengerti tentang cara yang benar untuk menanggapi apa yang orang lain lakukan/sampaikan, atau mungkin hanya di sekeliling saya saja, atau bahkan sayapun bersikap sama tanpa saya sadari, terutama cara menyikapi suatu ide yang muncul dari orang lain, terlepas ide tersebut terlihat konyol, brilian, atau bahkan bodoh, mungkin__setidaknya ada upaya lebih untuk berusaha mengerti, menyelami, merenungi, menelaah, atau bahkan sekedar menghargai. 
Saya yakin ada dampak yang serius saat kebiasaan tersebut dibiarkan_tidak dianggap sebagai masalah_mungkin seiring waktu orang-orang akan enggan untuk mengemukakan ide, bila saya lihat dalam film-film Eropa Amerika saat pengajar memberikan waktu/kesempatan kepada audience untuk bertanya, berkomentar, atau memberi masukan, para audience antusias sekali untuk memanfaatkannya bahkan terlihat seperti berebut. Sebaliknya yang terjadi disini, enggan karna takut salah, takut malu, takut dianggap bodoh--pernah saya rasakan--dan saya rasa semua orang yang hidup disini merasakannya_paling tidak sebagian besar.
MUNGKIN, blog salah satu wadah yang mewah, untuk yang suka berkarya dan yang suka berkomentar. __Terserah Saya|Ujar Obsy.